BAGAIMANA HUKUM SHALAT JUM’AT DI SEKOLAH ATAU DI TEMPAT-TEMPAT YANG BERPISAH DARI MASJID DALAM PANDANGAN HUKUM
ISLAM ?
Prinsip dasar kita di dalam melaksanakan
ibadah khususnya mengerjakan shalat jum’at adalah dengan melihat pada hadits
Nabi yang berbunyi”
حَدَّثَنَا أَبُو سُلَيْمَانَ : مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ رَضِىَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم
صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
TELAH MERIWAYATKAN KEPADA KAMI ABU SULAIMAN MALIK
BIN HUWAYRITS R.A BERKATA ROSULULLOH SAW : SHALATLAH SEBAGAIMANA KAMU
MELIHAT AKU SHALAT ( H.R. BAIHAQI)
Apakah shalat jum’at
yang kita lakukan sudah seperti shalat yang rasul lakukan? Bila belum,
dirikanlah shalat jum’at sebagaimana rasul melakukan shalat jum’at. Bagaimana
Rasul melakukan shalat jum’at?
1. Tujuan didirikan jum’at adalah untuk bersatu
Di
dalam kitab “Alfiqhu ‘ala madzahibil ‘arba’ah” dijelaskan oleh Syeikh Abdurrahman Aljazairi
الغرض من صلاة الجمعة هو أن يجتمع الناس في مكان
واحد خاشعين لربهم
”Tujuan dari shalat jum’at adalah agar semua
orang berkumpul di dalam satu tempat dengan penuh kekhusyu’an kepada Allah”. (
Fiqh empat mazhab jilid 1,H: 350)
Bila
pelaksana’an shalat jum’at dibagi dua sebagaimana rencana mengadakan jum’at
disekolah , maka tujuan dari shalat jum’at itu akan hilang yaitu mensyi’arkan
jama’ah
2.
Jum’at
didirikan hanya satu jum’at bila tidak ada hajat.
Sebagaimana
dijelaskan oleh Imam Nawawi didalam kitab “Roudhoh”
قال الشافعي رحمه الله ولا يجمع في مصر
وإن عظم وكثرت مساجده إلا في موضع واحد وأما بغداد فقد دخلها الشافعي رحمه الله وهم يقيمون الجمعة في
موضعين وقيل في ثلاثة فلم ينكر عليهم واختلف أصحابنا في أمرها على أوجه.أصحها أنه
إنما جازت الزيادة فيها على جمعة لأنها بلدة كبيرة يشق اجتماعهم في موضع واحد فعلى هذا تجوز الزيادة
على الجمعة الواحدة في جميع البلاد إذا كثر الناس وعسر اجتماعهم
“Imam Syafii Rohimahulloh
berkata: tidak boleh didirikan jum’at didalam satu kota meskipun besar dan
banyak masjidnya kecuali hanya disatu tempat saja. Sementara di Baghdad, Imam
Syafii pernah masuk ke dalamnya, sementara mereka mendirikan jum’at di dua
tempat, ada yang mengatakan tiga tempat, namun Imam Syafii tidak menentangnya.
Dari hal ini para ulama berselisih pendapat, diantara yang paling sohih
pendapatnya adalah, boleh mendirikan jum’at lebih dari satu, karena wilayahnya
besar dan sulit untuk berhimpun di dalam satu tempat, atas dasar ini maka boleh
mendirikan jum’at lebih dari satu dalam keseluruhan kota apabila banyak
orangnya, dan sulit untuk berhimpun”.
( Roudhotut tholibin, Jilid 1 h. 399)
Syeikh wahbah Zuhaily
mengomentari dalil dari syarat jum’at tersebut di dalam kitab “alfiqhul islamy
wa adillatuhu”
دليل هذا الشرط أنه صلّى الله عليه وسلم وصحبه والخلفاء الراشدين
والتابعين لم يقيموا سوى جمعة واحدة، ولأن الاقتصار على واحدة أدعى لتحقيق المقصود
من إظهار شعار الاجتماع، واجتماع الكلمة.
Dalil
syarat ini bahwa Nabi Saw , para sahabat Khulafaurrosydin, dan para tabi’in
mereka tidak mendirikan jum’at melainkan hanya satu jum’at, karena terbatasnya
atas satu jum’at itu lebih mendorong untuk menyatakan maksudnya dari
mensyi’arkan berjama’ah.( Fiqih Islam Waadilatuh, Jilid 2.h, 1299)
Bila pelaksanaan shalat jum’at
di sekolah diadakan, maka pelaksanaan jum’at terbagi dua dalam satu wilayah bila
tidak ada hajat maka jum’atnya tidak sah. Bila hajat mengadakan jum’at lagi
karena faktor anak-anak yang tidak
terkontrol, atau mendidik anak-anak dalam melaksanakan shalat jum’at, maka
hajat atau tujuan tersebut tidak termasuk kebutuhan dibolehkannya untuk
melaksanakan jum’at lagi sebagaimana keterangan diatas. Karena hajat yang
dibolehkan untuk melaksanakan jum’at lagi adalah, karena wilayahnya luas yang
sulit untuk dijangkau untuk shalat jum’at dalam satu tempat, atau jamaah sudah
terlalu banyak, sehingga masjid tidak dapat menampung lagi, maka hajat seperti
ini dibolehkan mendirikan jum’at lagi.
3.
Shalat jum’at didirikan
diwilayah yang berpenduduk oleh penduduk setempat
ولا
تصح الجمعة إلا في أبنية يستوطنها من تنعقد بهم الجمعة من بلد أو قرية لانه لم تقم الجمعة في عهد رسول الله صلي
الله عليه وسلم ولا في أيام الخلفاء الا في بلد أو قرية ولم ينقل أنها أقيمت في
بدو فان خرج أهل البلد إلي خارج البلد فصلوا الجمعة لم يجز
Shalat
jum’at tidak sah kecuali dilaksanakan di beberapa bangunan yang di tempati oleh
orang-orang yang sah shalat jum’atnya, baik itu di dalam satu balad atau desa,
karena belum pernah jum’at didirikan pada masa Rasululloh saw, dan tidak pula
pada masa khulafaurrosydin melainkan didirikan didalam satu balad atau desa,
dan belum pernah didapat bahwa jum’at itu didirikan di padang sahara. Jika
penduduk balad itu keluar, lalu mereka shalat jum’at, maka shalatnya tidak sah.
( Majmu’ syarah Muahadzab jilid: 4 h.419)
Yang
perlu digaris bawahi adalah “dilaksanakan di beberapa bangunan yang di
tempati oleh orang-orang yang sah shalat jum’atnya” artinya shalat jum’at
yang diadakan di wilayah itu akan sah bila penduduk setempat melaksanakan
shalat disitu. Sementara anak-anak sekolah dan para guru SD/SMP Islam al
ikhlas, apakah mereka orang yang tinggal di wilayah atau tempat di mana shalat
jum’at dilaksanakan ? Bila tinggal dI wilayah
tersebut, boleh mengadakan jum’at lagi, bila bukan orang penduduk setempat,
maka tidak boleh melaksanakan jum’at kecuali ada orang penduduk setempat.
4.
Jumlah minimal jama’ah
jum’at dari penduduk setempat itu adalah 40 orang laki-laki, dewasa
فلا
تصح الجمعة إلا باربعين رجلا بالغين عقلاء احرارا مستوطنين للقرية أو البلدة التى
يصلي فيها الجمعة لا يظعنون عنها شتاء ولا صيفا الا سفر حاجة فان انتقلوا عنه شتاء
وسكنوه صيفا أو عكسه فليسوا مستوطنين
Shalat
jum’at tidak sah kecuali dengan adanya 40 orang laki-laki yang baligh,
ber’akal, merdeka lagi yang tinggal menetap di desa atau dibalad tersebut yang
melaksanakan jum’at di tempat itu, ,mereka tidak pergi keluar baik disaat musim
panas atau dingin kecuali keluar karena ada keperluan, seandainya mereka
berpindah tempat disaat musim panas dan tinggal kembali disaat musim dingin
atau sebaliknya, maka mereka bukan penduduk yang tinggal menetap ditempat itu.
( Majmu’ Syarah Muhadzab jilid:4 h.421)
(قال الشافعي) وسمعت عددا من أصحابنا يقولون تجب الجمعة على أهل
دار مقام إذا كانوا أربعين رجلا وكانوا أهل قرية
Berkata
Imam Syafii: Aku mendengar sejumlah dari sahabatku mereka berkata: wajib jum’at
atas penduduk tempat tersebut bila sudah mencapai 40 orang laki-laki, dan
mereka adalah ahlu qoryah (penduduk tempat tersebut) (Al Um Jilid: I h, 219)
عَنْ أَبِيهِ كَعْبِ
بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ تَرَحَّمَ
لأَسْعَدَ بْنِ زُرَارَةَ. فَقُلْتُ لَهُ إِذَا سَمِعْتَ النِّدَاءَ تَرَحَّمْتَ
لأَسْعَدَ بْنِ زُرَارَةَ قَالَ لأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ جَمَّعَ بِنَا فِى هَزْمِ
النَّبِيتِ مِنْ حَرَّةِ بَنِى بَيَاضَةَ فِى نَقِيعٍ يُقَالُ لَهُ نَقِيعُ
الْخَضِمَاتِ. قُلْتُ كَمْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ قَالَ أَرْبَعُونَ.
“Dari
ayahnya Ka’ab bin Malik, bahwa beliau apabila mendengar adzan pada hari jum’at
dia mengatakan “ Rohimahullah” kepada As’ad bin Zuroroh. Aku berkata kepadanya:
Apabila engkau mendengar panggilan adzan, engkau mengucapkan “rohimahulloh” kepada
As’ad bin Zuroroh. Beliau berkata : karena dialah orang yang pertama kali
mengadakan shalat jum’at dengan kami di Hazmin Nabit dari Harroh Bani Bayadhoh
di Naqi’ yang disebut dengan Naqiul khodhimat. Aku bertanya, berapa orang pada
saat itu. Dijawab: 40 orang.” ( H.R Abu Daud )
“Bila di sekolah
ini diadakan jum’at lagi, lalu jumlah minimal jamaahnya kurang dari 40 orang,
maka, shalat jum’atnya tidak sah dan wajib shalat zuhur lagi. Akan tetapi bila
jumlahnya ada 40 atau lebih dari orang yang dewasa, berakal serta penduduk
setempat, maka shalat jum’atnya sah”
Bagaimana klo sholat jumatnya di mall yg kbenyakan adalh pengunjung..bolehkan mengadakn jumatan..trim's seblmnya..
BalasHapusDisekolahan saya shalat jumaatnya disekolah gara gara kalo disuruh keluar ada yang engga sholat ada yang nongkrong , kan ini dalam garis bawah alasannya mendidik . Dan disitu warga setempatnya tidak mencukupi 40 orang ataupun lebih yang lebih banyak orang yang tidak tetap . Itu gmna kang ustad
BalasHapusSholat jumat di sekolah bagi anak yg belum balig sebagai latihan atau pembelajaran. Bagi yang sudah balig mengikuti sholat di mesjid jami penyelenggara jumat. Di sekolah tdk masuk kriteria masjid jami sebab waktu libur jumat pun libur.
BalasHapus