Cari Blog Ini

Jumat, 29 November 2013

Hukum shalat jum'at di sekolah



BAGAIMANA HUKUM SHALAT JUM’AT DI SEKOLAH  ATAU DI TEMPAT-TEMPAT YANG  BERPISAH DARI MASJID DALAM PANDANGAN HUKUM ISLAM ?
Prinsip dasar kita di dalam melaksanakan ibadah khususnya mengerjakan shalat jum’at adalah dengan melihat pada hadits Nabi yang berbunyi”
 حَدَّثَنَا أَبُو سُلَيْمَانَ : مَالِكُ بْنُ الْحُوَيْرِثِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِى أُصَلِّى
TELAH MERIWAYATKAN KEPADA KAMI ABU SULAIMAN MALIK BIN HUWAYRITS R.A BERKATA ROSULULLOH SAW : SHALATLAH SEBAGAIMANA KAMU MELIHAT AKU SHALAT ( H.R. BAIHAQI)
 Apakah shalat jum’at yang kita lakukan sudah seperti shalat yang rasul lakukan? Bila belum, dirikanlah shalat jum’at sebagaimana rasul melakukan shalat jum’at. Bagaimana Rasul melakukan shalat jum’at?
1.       Tujuan didirikan jum’at adalah untuk bersatu
  Di dalam kitab “Alfiqhu ‘ala madzahibil ‘arba’ah” dijelaskan oleh Syeikh  Abdurrahman Aljazairi
الغرض من صلاة الجمعة هو أن يجتمع الناس في مكان واحد خاشعين لربهم
”Tujuan dari shalat jum’at adalah agar semua orang berkumpul di dalam satu tempat dengan penuh kekhusyu’an kepada Allah”. ( Fiqh empat mazhab jilid 1,H: 350)
            Bila pelaksana’an shalat jum’at dibagi dua sebagaimana rencana mengadakan jum’at disekolah , maka tujuan dari shalat jum’at itu akan hilang yaitu mensyi’arkan jama’ah
2.      Jum’at didirikan hanya satu jum’at bila tidak ada hajat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Nawawi didalam kitab “Roudhoh”
قال الشافعي رحمه الله ولا يجمع في مصر وإن عظم وكثرت مساجده إلا في موضع واحد وأما بغداد فقد دخلها الشافعي رحمه الله وهم يقيمون الجمعة في موضعين وقيل في ثلاثة فلم ينكر عليهم واختلف أصحابنا في أمرها على أوجه.أصحها أنه إنما جازت الزيادة فيها على جمعة لأنها بلدة كبيرة يشق اجتماعهم في موضع واحد فعلى هذا تجوز الزيادة على الجمعة الواحدة في جميع البلاد إذا كثر الناس وعسر اجتماعهم
“Imam Syafii Rohimahulloh berkata: tidak boleh didirikan jum’at didalam satu kota meskipun besar dan banyak masjidnya kecuali hanya disatu tempat saja. Sementara di Baghdad, Imam Syafii pernah masuk ke dalamnya, sementara mereka mendirikan jum’at di dua tempat, ada yang mengatakan tiga tempat, namun Imam Syafii tidak menentangnya. Dari hal ini para ulama berselisih pendapat, diantara yang paling sohih pendapatnya adalah, boleh mendirikan jum’at lebih dari satu, karena wilayahnya besar dan sulit untuk berhimpun di dalam satu tempat, atas dasar ini maka boleh mendirikan jum’at lebih dari satu dalam keseluruhan kota apabila banyak orangnya, dan sulit untuk berhimpun”.
 ( Roudhotut tholibin, Jilid 1 h. 399)

Syeikh wahbah Zuhaily mengomentari dalil dari syarat jum’at tersebut di dalam kitab “alfiqhul islamy wa adillatuhu”
دليل هذا الشرط أنه صلّى الله عليه وسلم وصحبه والخلفاء الراشدين والتابعين لم يقيموا سوى جمعة واحدة، ولأن الاقتصار على واحدة أدعى لتحقيق المقصود من إظهار شعار الاجتماع، واجتماع الكلمة.
Dalil syarat ini bahwa Nabi Saw , para sahabat Khulafaurrosydin, dan para tabi’in mereka tidak mendirikan jum’at melainkan hanya satu jum’at, karena terbatasnya atas satu jum’at itu lebih mendorong untuk menyatakan maksudnya dari mensyi’arkan berjama’ah.( Fiqih Islam Waadilatuh, Jilid 2.h, 1299)
      Bila pelaksanaan shalat jum’at di sekolah diadakan, maka pelaksanaan jum’at terbagi dua dalam satu wilayah bila tidak ada hajat maka jum’atnya tidak sah. Bila hajat mengadakan jum’at lagi karena faktor  anak-anak yang tidak terkontrol, atau mendidik anak-anak dalam melaksanakan shalat jum’at, maka hajat atau tujuan tersebut tidak termasuk kebutuhan dibolehkannya untuk melaksanakan jum’at lagi sebagaimana keterangan diatas. Karena hajat yang dibolehkan untuk melaksanakan jum’at lagi adalah, karena wilayahnya luas yang sulit untuk dijangkau untuk shalat jum’at dalam satu tempat, atau jamaah sudah terlalu banyak, sehingga masjid tidak dapat menampung lagi, maka hajat seperti ini dibolehkan mendirikan jum’at lagi.

3.      Shalat jum’at didirikan diwilayah yang berpenduduk oleh penduduk setempat
ولا تصح الجمعة إلا في أبنية يستوطنها من تنعقد بهم الجمعة من بلد أو قرية لانه لم تقم الجمعة في عهد رسول الله صلي الله عليه وسلم ولا في أيام الخلفاء الا في بلد أو قرية ولم ينقل أنها أقيمت في بدو فان خرج أهل البلد إلي خارج البلد فصلوا الجمعة لم يجز
Shalat jum’at tidak sah kecuali dilaksanakan di beberapa bangunan yang di tempati oleh orang-orang yang sah shalat jum’atnya, baik itu di dalam satu balad atau desa, karena belum pernah jum’at didirikan pada masa Rasululloh saw, dan tidak pula pada masa khulafaurrosydin melainkan didirikan didalam satu balad atau desa, dan belum pernah didapat bahwa jum’at itu didirikan di padang sahara. Jika penduduk balad itu keluar, lalu mereka shalat jum’at, maka shalatnya tidak sah. ( Majmu’ syarah Muahadzab jilid: 4 h.419)

Yang perlu digaris bawahi adalah “dilaksanakan di beberapa bangunan yang di tempati oleh orang-orang yang sah shalat jum’atnya” artinya shalat jum’at yang diadakan di wilayah itu akan sah bila penduduk setempat melaksanakan shalat disitu. Sementara anak-anak sekolah dan para guru SD/SMP Islam al ikhlas, apakah mereka orang yang tinggal di wilayah atau tempat di mana shalat jum’at dilaksanakan ? Bila tinggal  dI wilayah tersebut, boleh mengadakan jum’at lagi, bila bukan orang penduduk setempat, maka tidak boleh melaksanakan jum’at kecuali ada orang penduduk setempat.

4.      Jumlah minimal jama’ah jum’at dari penduduk setempat itu adalah 40 orang laki-laki, dewasa
فلا تصح الجمعة إلا باربعين رجلا بالغين عقلاء احرارا مستوطنين للقرية أو البلدة التى يصلي فيها الجمعة لا يظعنون عنها شتاء ولا صيفا الا سفر حاجة فان انتقلوا عنه شتاء وسكنوه صيفا أو عكسه فليسوا مستوطنين
Shalat jum’at tidak sah kecuali dengan adanya 40 orang laki-laki yang baligh, ber’akal, merdeka lagi yang tinggal menetap di desa atau dibalad tersebut yang melaksanakan jum’at di tempat itu, ,mereka tidak pergi keluar baik disaat musim panas atau dingin kecuali keluar karena ada keperluan, seandainya mereka berpindah tempat disaat musim panas dan tinggal kembali disaat musim dingin atau sebaliknya, maka mereka bukan penduduk yang tinggal menetap ditempat itu. ( Majmu’ Syarah Muhadzab jilid:4 h.421)

(قال الشافعي) وسمعت عددا من أصحابنا يقولون تجب الجمعة على أهل دار مقام إذا كانوا أربعين رجلا وكانوا أهل قرية
Berkata Imam Syafii: Aku mendengar sejumlah dari sahabatku mereka berkata: wajib jum’at atas penduduk tempat tersebut bila sudah mencapai 40 orang laki-laki, dan mereka adalah ahlu qoryah (penduduk tempat tersebut) (Al Um Jilid: I h, 219)

عَنْ أَبِيهِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ كَانَ إِذَا سَمِعَ النِّدَاءَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ تَرَحَّمَ لأَسْعَدَ بْنِ زُرَارَةَ. فَقُلْتُ لَهُ إِذَا سَمِعْتَ النِّدَاءَ تَرَحَّمْتَ لأَسْعَدَ بْنِ زُرَارَةَ قَالَ لأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ جَمَّعَ بِنَا فِى هَزْمِ النَّبِيتِ مِنْ حَرَّةِ بَنِى بَيَاضَةَ فِى نَقِيعٍ يُقَالُ لَهُ نَقِيعُ الْخَضِمَاتِ. قُلْتُ كَمْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ قَالَ أَرْبَعُونَ.
“Dari ayahnya Ka’ab bin Malik, bahwa beliau apabila mendengar adzan pada hari jum’at dia mengatakan “ Rohimahullah” kepada As’ad bin Zuroroh. Aku berkata kepadanya: Apabila engkau mendengar panggilan adzan, engkau mengucapkan “rohimahulloh” kepada As’ad bin Zuroroh. Beliau berkata : karena dialah orang yang pertama kali mengadakan shalat jum’at dengan kami di Hazmin Nabit dari Harroh Bani Bayadhoh di Naqi’ yang disebut dengan Naqiul khodhimat. Aku bertanya, berapa orang pada saat itu. Dijawab: 40 orang.” ( H.R Abu Daud )

“Bila di sekolah ini diadakan jum’at lagi, lalu jumlah minimal jamaahnya kurang dari 40 orang, maka, shalat jum’atnya tidak sah dan wajib shalat zuhur lagi. Akan tetapi bila jumlahnya ada 40 atau lebih dari orang yang dewasa, berakal serta penduduk setempat, maka shalat jum’atnya sah”

3 komentar:

  1. Bagaimana klo sholat jumatnya di mall yg kbenyakan adalh pengunjung..bolehkan mengadakn jumatan..trim's seblmnya..

    BalasHapus
  2. Disekolahan saya shalat jumaatnya disekolah gara gara kalo disuruh keluar ada yang engga sholat ada yang nongkrong , kan ini dalam garis bawah alasannya mendidik . Dan disitu warga setempatnya tidak mencukupi 40 orang ataupun lebih yang lebih banyak orang yang tidak tetap . Itu gmna kang ustad

    BalasHapus
  3. Sholat jumat di sekolah bagi anak yg belum balig sebagai latihan atau pembelajaran. Bagi yang sudah balig mengikuti sholat di mesjid jami penyelenggara jumat. Di sekolah tdk masuk kriteria masjid jami sebab waktu libur jumat pun libur.

    BalasHapus